Sabtu, November 28, 2020

SETIAP REZIM ADA PENIPUNYA

Indonesia ramai oleh pakar palsu bernama Hadi Pranoto yang mengaku profesor dan menemukan obat herbal anti Corona yang telah dipesan Ratu Elizabeth. Alih-alih dapat nama baik, malah dirinya (dan bahkan artis yang mewawancarainya, Anji) dilaporkan ke polisi. Alasannya tak perlu kita sampaikan dalam bahasa hukum, kita pahami saja dalam bahasa sosial, yaitu berusaha membodohi masyarakat.

Urusan usaha membodoh-bodohi orang sudah seperti bunga-bunga dalam perjalanan bangsa kita. Bahkan bisa menyasar pemimpin bangsa ini. Saya mencatat beberapa hal yang membuat kita seharusnya belajar hati-hati sejak dulu soal ini.

Pertama, Soekarno. Ia sempat tertipu oleh Raja Idrus dan Ratu Markonah yang mengaku pemimpin suku Anak Dalam wilayah Lampung yang ternyata gadungan karena sesungguhnya mereka adalah pasangan suami istri berprofesi tukang becak dan pekerja seks komersial. Karena sesumbar hendak menyumbang harta untuk pembebasan Irian Barat, Soekarno pun mengundang raja dan ratu palsu ini ke istana. Media pun menyorot hal ini. Terbongkarnya kedok mereka akibat Markonah yang asli Tegal keceplosan berbicara bahasa Jawa.

Pada jaman Soeharto, Indonesia tertipu oleh perempuan asal Aceh bernama Cut Zahara Phonna, ia mengaku bahwa janin yang dikandungnya bisa bicara dan mengaji. Orang-orang pun berbondong-bondong datang untuk dapat menyaksikan peristiwa ini. Dan benar, mereka mendengarkan suara itu. Wapres Adam Malik pun ikut menjadi korbannya. Bahkan Soeharto dirumorkan sempat ikut menempelkan telinganya di perut perempuan ini. Tapi ada beberapa yang tak percaya, seperti misalnya dr. Herman, seorang praktisi di Kementerian Kesehatan. Ia murni berargumentasi dari sisi medis bahwa janin dalam perut tidak bisa mengeluarkan suara karena berada di dalam air (ketuban). Dr. Herman sempat diancam bunuh oleh kaum fanatik. Kasus terbongkar di Banjarmasin, Kapolda Kalimantan Selatan yang juga tidak percaya memerintahkan polwan untuk membuka pakaian perempuan ini, dan jreeng, ternyata ada tape recorder tersembunyi disitu. Pada tahun 1970, tape recorder adalah barang baru, yang hanya dipakai oleh sedikit wartawan, makanya perempuan tak tamat SD ini mudah memperdayai masyarakat.

Pada jaman Megawati, Menteri Agama saat itu, Said Agil Al Munawar mendapat wangsit dari paranormal yang mengatakan bahwa ada harta karun peninggalan prabu Siliwangi di situs cagar budaya Batu Tulis Kerajaan Pakuan Padjadjaran. Ia mengajukan penggalian ke presiden Mega dan disetujui. Nantinya harta karun itu dapat dipakai untuk membayar hutang Indonesia. Maka, proyek ini pun dimulai pada suatu pagi. Namun, hingga pukul 8 malam, harta karun yang dicari tak kunjung muncul. Alih-alih menemukan harta karun, Said malah diprotes warga karena dianggap merusak situs peninggalan sejarah yang tak ternilai harganya. Akhirnya proses penggalian ditunda hingga dalam batas waktu yang tidak ditentukan. Alasannya, tukang yang menggali hatinya tidak bersih.

Pada jaman SBY, kasusnya agak lawak. Dimana pemerintah ditipu 2 kali oleh perantara yang sama. Yakni Heru Lelono, yang pertama menggadangkan padi Supertoy yang bisa panen 3 kali hanya dengan sekali tanam. Kegiatan ini diresmikan langsung oleh presiden. Lalu ada pula Blue Energy, penemunya Joko Suprapto, juga dipertemukan ke SBY oleh Heru. Dengan energi ini, Indonesia bisa melepaskan diri dari ketergantungan minyak karena Blue Energy ini berbahan dasar H2O (air). Untuk yang kedua ini sudah sempat dipertanyakan sejak awal oleh para pakar, bahwa air tidak mungkin dapat jadi bahan bakar. Hasilnya benar, pada saat SBY sudah menjadwalkan bertemu kembali dengan Joko untuk unjuk inovasi, hingga waktunya tiba Joko tidak menampakkan batang hidungnya. Beberapa bulan kemudian, para petani pun mengabarkan bahwa panen kedua padi supertoy gagal karena padi tak berisi. Petani pun membakar padi mereka.

Pada 2009 masyarakat Indonesia juga tertipu oleh batu ajaib Ponari, yang bila dicelupkan dalam air minum, maka bisa menyembuhkan penyakit yang meminumnya. Keluarga Ponari mengaku meraup milyaran dari 'proyek' tersebut. Belakangan, warga mulai menyadari bahwa batu itu tidak memiliki khasiat apa-apa. Perdukunan pun berangsur sepi. Ponari yang kini telah dewasa dan yang baru menikah 5 hari yang lalu ini mengaku masih menyimpan batu itu. Tapi coba tebak apa usaha saat ini sang mantan dukun cilik itu? Jualan online. Jack Ma pasti terkekeh membaca ini.

Copas
FB: Hendra Fahrizal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Pendidikan Guru penggerak Angkatan 6 pada saat ini, sudah memasuki pada modul ke-3 di bulan Februari 2023 sampai pada tugas 3.1.a.8 Koneksi ...